Kajian Ustadz Said Syamsul Huda, Masjid Al Mubarok Banaran, Playen, Gunungkidul.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَدَخَلَ مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيٰنِ ۗ قَا لَ اَحَدُهُمَاۤ اِنِّيْۤ اَرٰٮنِيْۤ اَعْصِرُ خَمْرًا ۚ وَقَا لَ الْاٰ خَرُ اِنِّيْۤ اَرٰٮنِيْۤ اَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِيْ خُبْزًا تَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْهُ ۗ نَبِّئْنَا بِتَأْوِيْلِهٖ ۚ اِنَّا نَرٰٮكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ
"Dan bersama dia masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara. Salah satunya berkata, "Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur," dan yang lainnya berkata, "Aku bermimpi, membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung. Berikanlah kepada kami takwilnya. Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang yang berbuat baik.""
(QS. Yusuf 12: Ayat 36)
- Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-apk.com
Tafsir Ibnu Katsir
¬Qatadah mengatakan, salah seorang dari kedua tahanan itu adalah tukang menyuguhkan minuman raja, sedangkan yang lainnya adalah seorang pembuat rotinya.
¬Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa nama tukang penyuguh minuman itu adalah Nabwa, sedangkan yang lainnya bernama Mijlas.
¬As- Saddi mengatakan, keduanya dipenjarakan karena raja merasa curiga bahwa keduanya telah bersekongkol untuk meracuninya melalui minuman dan makanan yang disuguhkan kepadanya.
¬Di dalam penjara Yusuf dikenal sebagai orang yang dermawan, dapat dipercaya, jujur pembicaraannya, berakhlak baik, dan banyak ibadahnya. Selain itu ia dikenal mempunyai pengetahuan tentang ta¦bir mimpi, selalu berbuat baik kepada penduduk penjara itu, gemar melayat mereka yang sakit, dan selalu memenuhi hak- hak mereka.
¬Setelah kedua pemuda itu memasuki penjara, keduanya merasa simpati kepada Yusuf dan mencintainya dengan kecintaan yang sangat. Keduanya berkata kepada Yusuf, ¤Demi Allah, sesungguhnya kami sangat menyukaimu.‡ Yusuf menjawab, ¤Semoga Allah memberkati kamu berdua. Sesungguhnya tiada seorang pun yang mencintaiku melainkan akan mengakibatkan mudarat terhadap diriku karena kecintaannya kepadaku. Bibiku pernah mencintaiku dan ternyata kecintaannya itu justru menimpakan mudarat terhadap diriku. Ayahku mencintaiku, maka aku memperoleh gangguan yang menyakitkan karenanya. Dan istri Al- Aziz menyukaiku, maka akibatnya sama seperti itu.‡
¬Keduanya berkata, ¤Demi Allah, kami tidak mampu membendung rasa sukaku kepadamu.‡ Kemudian keduanya bermimpi, si penyuguh minuman melihat dalam mimpinya bahwa dirinya sedang memeras anggur.
¬Kata khamr dalam ayat ini berarti perasan anggur, seperti yang disebutkan di dalam qiraat sahabat Abdullah Ibnu Mas¦ud, yaitu:
¤Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras anggur.‡
¬Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim, dari Ahmad ibnu Sinan, dari Yazid ibnu Harun, dari Syarik, dari Al- A¦masy, dari Zaid ibnu Wahb, dari Ibnu Mas¦ud, bahwa Ibnu Mas¦ud membacanya ¦ināban (yakni bukan khamran).
¬Ad- Dahhak mengatakan sehubungan dengan firman- Nya: Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku memeras anggur (Yusuf, [12:36]) Yang dimaksud dengan KHAMR adalah anggur. Ad- Dahhak mengatakan bahwa penduduk Oman menamakan ¦ināb dengan sebutan khamr.
¬Ikrimah mengatakan bahwa salah seorang dari keduanya berkata kepada Yusuf, ¤Sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menanam biji buah anggur, lalu tanaman itu tumbuh dan mengeluarkan buah anggur yang sangat banyak, lalu aku memerasnya dan menyuguhkan perasan itu kepada raja. Maka Yusuf berkata kepadanya, ¦Engkau akan tinggal dalam penjara ini selama tiga hari, kemudian kamu keluar dari penjara ini dan menjadi juru penyuguh minuman raja lagi, lalu kamu menyuguhinya minuman perasan anggur¦.‡
¬Sedangkan yang lainnya (yaitu bekas pelayan pembuat roti raja) berkata: Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.‡ Beritakanlah kepada kami ta¦birnya. (Yusuf, [12:36]), hingga akhir ayat.
¬Pendapat yang terkenal di kalangan kebanyakan ulama mengatakan seperti yang telah kami sebutkan di atas, yaitu bahwa keduanya melihat sesuatu dalam mimpinya, lalu meminta ta¦birnya kepada Yusuf.
¬Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki¦ dan Ibnu Humaid; keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Imarah, dari Al- Qa¦qa¦, dari Ibrahim, dari Abdullah ibnu Mas¦ud yang mengatakan bahwa kedua teman Yusuf sama sekali tidak melihat sesuatu pun dalam mimpinya. Sesungguhnya keduanya mengatakan demikian kepada Yusuf untuk menguji kepandaian Yusuf.
Pada jaman dahulu para pembesar itu memiliki tukang tukang untuk memproduksi anggur anggur. Kisah dari orang yang pertama dari kisah pemeras anggur. Pada jaman dahulu khomr itu biasa diminum oleh para pembesarnya dan juga rakyatnya.
Menurut para mufassirin khomr jaman dahulu hukumnya tetap haram jika memabukan. Dan dibolehkan saat tidak mabuk. ( Hukum ini disempurnakan zaman nabi kita Muhammad, yang diharomkanya khomr secara mutlak)
Mimpi yang kedua adalah orang yang membuat roti.
Kedua orang yang menceritakan mimpinya kepada Yusuf bisa melihat bahwa beliau adalah orang baik, menandakan bahwa mereka juga sebenarnya juga orang baik.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قَا لَ لَا يَأْتِيْكُمَا طَعَا مٌ تُرْزَقٰنِهٖۤ اِلَّا نَـبَّأْتُكُمَا بِتَأْوِيْلِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّأْتِيَكُمَا ۗ ذٰ لِكُمَا مِمَّا عَلَّمَنِيْ رَبِّيْ ۗ اِنِّيْ تَرَكْتُ مِلَّةَ قَوْمٍ لَّا يُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَهُمْ بِا لْاٰ خِرَةِ هُمْ كٰفِرُوْنَ
"Dia (Yusuf) berkata, "Makanan apa pun yang akan diberikan kepadamu berdua, aku telah dapat menerangkan takwilnya, sebelum (makanan) itu sampai kepadamu. Itu sebagian dari yang diajarkan Tuhan kepadaku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka tidak percaya kepada hari Akhirat,"
(QS. Yusuf 12: Ayat 37)
- Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-apk.com
Tafsir Ibnu Katsir
¬Yusuf menceritakan kepada keduanya bahwa apa pun yang dilihat keduanya dalam mimpinya, maka dia mengetahui ta¦birnya dan dapat menceritakan kepada keduanya sebelum kenyataannya terjadi. Karena itulah disebutkan oleh firman- Nya:
Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepada kamu berdua melainkan aku telah dapat menerangkan ta¦bir mimpi itu. (Yusuf, [12:37])
¬Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman- Nya: Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu. (Yusuf, [12:37]) Yakni pada hari kamu berdua. melainkan aku telah dapat menerangkan ta¦bir mimpi itu sebelum makanan itu sampai kepadamu. (Yusuf, [12:37])
Hal yang sama telah dikatakan oleh As- Saddi.
¬Ibnu Abu Hatim rahimahullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Ala, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yazid (salah seorang gurunya), telah menceritakan kepada kami Rasyidin, dari Al- Hasan ibnu Sauban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan, ¤Aku tidak mengetahui secara pasti barangkali Yusuf saat itu sedang menebak. Dan memang demikianlah keadaannya karena aku tidak menemukan di dalam Kitabullah suatu keterangan pun yang menjelaskannya di saat Yusuf berkata kepada keduanya: Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu. (Yusuf, [12:37]) Bahwa apabila makanan itu datang, aku dapat menebaknya apakah makanan itu manis atau pahit.‡
¬Selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan bahwa sesungguhnya Yusuf diberi tahu sehingga ia mengetahui. Asar ini berpredikat garib.
¬Kemudian Yusuf mengatakan, ¤Sesungguhnya pengetahuan itu berkat apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadaku, karena aku menjauhi agama orang- orang yang kafir kepada Allah dan hari kemudian. Mereka adalah orang- orang yang tidak mengharapkan pahala dan tidak takut akan siksaan di hari kemudian.‡
Nabi Yusuf mendapatkan ilmu tafsir tidak berdasarkan dari belajar tetapi ilmu yang datang dari Allah.
Allah memberikan ilmu tafsir mimpi kepada Nabi Yusuf karena Yusuf memiliki hati yang bersih dan firasat yang kuat.
Keadaan Mesir pada jaman itu masyarakat nya kebanyakan tidak menyembah Allah dan tidak percaya hari kiamat.
Tauhid adalah puncak ketakwaan, orang yang bertauhid Allah akan memberikan Ilmu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا تَّبَعْتُ مِلَّةَ اٰبَآءِيْۤ اِبْرٰهِيْمَ وَاِ سْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ ۗ مَا كَا نَ لَنَاۤ اَنْ نُّشْرِكَ بِا للّٰهِ مِنْ شَيْءٍ ۗ ذٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّا سِ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَشْكُرُوْنَ
"dan aku mengikuti agama nenek moyangku: Ibrahim, Ishaq, dan Ya'qub. Tidak pantas bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Itu adalah karunia dari Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya); tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.""
(QS. Yusuf 12: Ayat 38)
- Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-apk.com
Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allahﷻ:
Dan aku mengikut agama bapak- bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya¦qub. (Yusuf, [12:38]), hingga akhir ayat.
¬Yusuf berkata, ¤Aku menjauhi jalan kekafiran dan kemusyrikan, dan aku mengikuti jalan para rasul. Demikianlah keadaan orang yang menempuh jalan hidayah dan mengikuti jalan para rasul serta berpaling dari jalan orang- orang yang sesat. Maka sesungguhnya Allah akan memberikan petunjuk ke hatinya dan mengajarkan kepadanya hal yang belum ia ketahui, serta akan menjadikannya sebagai pemimpin yang diikuti kebaikannya dan akan menjadi penyeru kepada jalan petunjuk.‡
Tiadalah patut bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya). (Yusuf, [12:38])
¬Inilah pernyataan tauhid, yaitu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi- Nya.
dari karunia Allah kepada kami. (Yusuf, [12:38]) yang diwahyukan kepada kami, dan kami diperintahkan untuk mengerjakannya.
dan kepada manusia (seluruhnya). (Yusuf, [12:38])
¬Karena Allah telah menjadikan kami (para nabi) sebagai penyeru mereka yang mengajak mereka kepada hal tersebut.
tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukurinya. (Yusuf, [12:38])
Yakni mereka tidak mengetahui akan nikmat Allah kepada mereka yang telah mengutus para rasul kepada mereka, bahkan mereka menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan.
¬Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu¦awiyah, telah menceritakan kepada kami Hajjaj, dari Ata, dari Ibnu Abbas, bahwa kakek disebut pula dengan sebutan ayah. Lalu Ibnu Abbas mengatakan, ¤Demi Allah, siapakah yang berani bersumpah denganku di dekat Al- Hijir, bahwa Allah tidak pernah menyebutkan kata kakek dan nenek?‡ Allah telah berfirman menceritakan perihal Yusuf: Dan aku mengikut agama bapak- bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya¦qub. (Yusuf, [12:38])
Yusuf mengajak pada dua sahabatnya untuk meninggalkan kesyirikan sebelum mengajak bertakwa kepada Allah.
Untuk memasukan tauhid yang murni harus membersihkan dahulu kesyirikan.
Allah menjaga para nabi dari kesyirikan seumur hidup mereka, dari sejak kecil sampai ketika mereka diwafatkan. Yang merupakan keutamaan bagi para nabi.
Dan tidak ada para nabi/rasul yang berbuat zina, karena Allah yang menjaga mereka.
Dan orang orang yang dijaga Allah dari kemaksiatan adalah orang yang beruntung.
Tetapi kebanyakan manusia adalah orang yang tidak bersyukur.